Oleh: Bhikkhu Thitavamso Thera
SekWil SAGIN Sumatera Utara dan Aceh
================================
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
SUNGGUH sangat sulit didunia ini kalau kita mencari orang yang menginginkan sesuatu terjadi pada dirinya yang buruk. Tentu semua orang menginginkan yang terbaik dari segala hal. Baik itu berupa materi, kehormatan, pelayanan dan segala macam lainnya yang dianggap itu baik. tetapi tidak jarang juga segala sesuatu yang terbaik, yang diinginkan oleh setiap orang tersebut tidak kunjung tiba. Sebaliknya hal-hal yang buruk, bahkan yang paling buruk menurut anggapannya itu yang ada dan terjadi kepada dirinya.
Selain kesulitan mencari yang terbaik menurut anggapan kita sendiri yang batasannya tidak sama, tetapi juga ada jenis kesulitan lainnya. Yaitu, Sungguh sangat sulit mencari orang yang mampu memberikan sesuatu yang terbaik. Demikianlah, untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada orang lain merupakan dua hal yang sangat jarang kita temui. Karena pada dasarnya manusia itu memiliki sifat serakah “lobha” yang menyebabkan mereka tidak akan pernah merasa cukup dan merasa puas dengan apa yang sudah ia miliki. Semua orang hanya menginginkan yang lebih baik, lebih sempurna dari orang lain, tetapi sangat jarang yang mau memberikan yang terbaik kepada orang lain sesuai dengan kebutuhan orang itu.
Jika kita tidak tahu sesuatu yang baik, yang kita miliki. Kita tidak bisa memberi kepada orang lain jika kita tetap merasa selalu kekurangan.Sebaliknya, jika kita memberikan yang terbaik untuk orang lain, apakah sesuatu yang terbaik yang dapat kita berikan? Apakah kita memiliki hal yang terbaik tersebut? Apakah kita tahu sesuatu yang baik itu?. sesungguhnya itu semua tergantung pada kita masing-masing. Karena ada orang yang memiliki sesuatu yang terbaik tetapi dia sendiri tidak mengetahuinya dan tidak mampu memberikannya. Hal ini disebabkan karena kemelekatan orang itu sendiri.
Semua orang boleh saja berkata, “Apa yang bisa saya berikan? Saya orang miskin, tidak punya apa-apa, kaum papa, orang bodoh, bukan orang terpelajar. Tidak ada modal yang bisa saya berikan”. Kata-kata yang demikian seharusnya tidak perlu muncul dari diri kita, karena akan mengembangkan rasa pesimis.
Kita sah-sah saja mengaku sebagai orang yang miskin, tidak punya, orang bodoh, tidak berpendidikan atau yang lainnya. Tetapi di balik itu semua, sesungguhnya masih banyak yang bisa kita berikan dalam berbuat kebajikan sebagai pemberian yang terbaik, asal kita melihat dan mengerti cara memberikannya.
Perbuatan sebaik apapun yang telah kita lakukan kepada orang lain akankah dibalas dengan kebaikan atau tidak? Ini merupakan masalah yang sering menjadi dilema, sehingga walapun kita mengetahui memiliki sesuatu yang terbaik enggan untuk memberikannya.
Janganlah mengharapkan balasan, pamrih atau akibat yang akan diterima terlebih dahulu. Jika dibalas dengan kebaikan, terimalah sebagaimana adanya. Jika dibalas dengan perbuatan buruk, itupun kita terima dengan tangan terbuka, juga tidak menjadi masalah. Semuanya tidak kita harapkan sebelumnya.
Bila kita memiliki sesuatu yang terbaik dan memberikan yang terbaik kepada orang lain, mengapa harus menuntut balasan yang terbaik? Perbuatan ini telah menunjukkan sifat manusia yang serakah, tidak ikhlas dalam membantu orang lain karena mengharapkan balasan. Apakah kita tidak mau disebut sebagai manusia serakah? Tentu saja, tidak!
Tanpa dimintapun, bila perbuatan baik pasti akan mendatangkan kebahagiaan. Sesuai yang diungkapkan oleh Buddha dalam syair Yamaka vagga bab 16; “Idha modati pecca modati, katapunno ubhayattha modati, so modati so pamodati, disva kammavisuddhimatto. Didunia ini ia bergembira, didunia sana ia bergembira, pelaku kebajikan bergembira dikedua dunia, ia bergembira dan bersuka cita, karena melihat perbuatanya sendiri yang bersih”. Ini sudah merupakan hukum alam yang abadi, berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja; tanpa memandang segala macam perbedaan yang ada.
Dengan kenyataan tersebut, sudah seharusnya kita memberikan sesuatu yang terbaik kepada setiap orang. Kalau orang bisa melakukan, maka dia akan mengerti bahwa ada sesuatu yang terbaik di dalam dirinya.Siapkan diri kita untuk menanam, memberikan yang terbaik kepada siapapun itu dan kita pasti akan menerima yang terbaik di masa yang akan datang.
Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk berbahagia.
Sadhu Sadhu Sadhu